Senin, 09 September 2013

PARIWISATA DAN NERACA PEMBAYARAN NASIONAL





Komponen - Komponen Neraca Pembayaran 



Neraca pembayaran dibagi menjadi tiga, yaitu current account (transaksi berjalan), capital account (transaksi modal), dan monetary account (neraca lalulintas moneter).

a. Current Account, 
Current Account adalah semua transaksi barang dan jasa yang dicatat dalam neraca perdagangan, jika neraca transfer tidak ada atau nol. Adapun komponen yang ada dalam current account adalah sebagai berikut. 
-          Neraca perdagangan barang (visible trade), yang terdiri atas barang-barang dan emas tidak moneter.
-          Neraca jasa (invisible trade), yaitu pembayaran imbalan terhadap pemakaian faktor-faktor produksi yang terdiri atas ongkos pengang kutan dan asuransi, hasil turisme, pendapatan modal, pemerintah, pos dan telekomunikasi, serta jasa-jasa lainnya termasuk pembayaran bunga utang.
-          Neraca non-balas jasa (transfer payment). Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa. Sebagai contoh, apabila Indonesia memberikan atau menerima hibah, maka akan dicatat dalam neraca non-balas jasa.


Transaksi berjalan yang surplus menunjukkan bahwa pada neraca perdagangan jumlah ekspor lebih besar daripada impor. Sebaliknya, jika neraca perdagangan defisit berarti impor lebih besar daripada ekspor.

b. Capital Account, 
Hal-hal yang termasuk ke dalam transaksi capital account, yaitu semua catatan yang berisi transaksi modal sebagai berikut.

Sektor publik, yang meliputi:
-          penerimaan pinjaman dan bantuan;
-          pelunasan pinjaman.

Sektor swasta, yang meliputi:
-          penanaman modal langsung
-          investasi portofolio.

c. Monetary Account,
 Monetary account adalah perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yang masuk dan keluar suatu negara dalam suatu periode tertentu yang dicatat oleh bank sentral.






1.                akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap Neraca Pembayaran suatu negara
 
Akibat-akibat tersebut adalah :
-          Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara.
-          Pariwisata menurunkan surplus pembayaran negara.
-          Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara.
-          Pariwisata menambah defisit yang dialami negara.
        
    
Tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi defisit Neraca Wisatawan



Keadaan defisit pada neraca wisatawan secara teoritis dapat ditanggulangi dengan cara mengusahakan terciptanya keseimbangan dan, apabila memungkinkan, terciptanya kondisi surplus. Defisit neraca wisatawan dapat terlihat secara nyata disebabkan oleh lebih banyak jumlah wisatawan daari negaranya yang berwisata ke luar negeri dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing datang berwisata ke negaranya. Cara yang ditempuh kebanyakan negara adalah meningkatkan in going tourist dan menghambat meningkatnya out going tourist bagi penduduk warga negaranya. Hal tersebut memang cara yang ampuh untuk menanggulanginya. Namun, pertanyaan yang muncul berikutnya adalah bagaimana cara untuk menghambat meningkatnya jumlah out going tourist?
Indonesia merupakan negara dengan pesona wisata yang luar biasa. Segala jenis wisata tersedia lengkap di sini mulai dari wisata budaya, wisata petualang, hingga wisata belanja serta wisata spa. Namun jumlah wisatawan yang berasal dari Indonesia lebih menyukai berwisata ke luar negeri. Hal ini disebabkan harga tiket yang relatif lebih murah apabila ke luar negeri dibanding ke dalam negeri, seperti Jakarta-Thailand dibandingkan dengan Jakarta-Makassar. Selain itu juga minimnya promosi wisata dalam negeri. Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat Indonesia sudah bergantung kepadagadget seperti televisi, handphone, tablet, serta laptop. Demand akan kebutuhan informasi melalui media elektronik seperti ini terus meningkat. Namun, minimnya iklan-iklan mengenai daerah tujuan wisata di Indonesia patut untuk disayangkan. Padahal peluang untuk menerobos masuk melalui media elektronik ini merupakan suatu peluang yang sangat sayang untuk dilewatkan. Mirisnya lebih banyak iklan produk luar negeri dan paket wisata ke luar negeri yang marak bertebaran di media elektronik tersebut, seperti iklan promo tiket pesawat maskapai penerbanganAirAsia ke Thailand.
Pihak insan pariwisata harus lebih memperkuat ikatan dengan pers dan dunia periklanan. Karena menurut saya, media periklanan melalui elektronik akan lebih efektif karena media tersebut sudah seperti oksigen bagi masyarakat kita, "gak bisa hidup kalau gak buka internet".  Tidak hanya satu sisi, kita juga harus melihat sisi wisatawan mancanegara yang datang. Meski kita berusaha meningkatkan jumlah perputaran wisatawan nusantara, namun tak bisa dipungkiri bahwa pasti ada penduduk Indonesia yang berwisata ke luar negeri. Apabila insan pariwisata hanya berfokus pada meningkatkan jumlah wisatawan nusantara namun tidak memperhatikan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara, hal tersebut tidak akan berjalan efektif untuk mengurangi defisit neraca wisatawan bahkan bisa dikatakan mustahil untuk menciptakan surplus neaca wisatawan.
Kembali saya menyarankan insan pariwisata Indonesia harus lebih meningkatkan sisi promosi, diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas serta saran dan prasana di daerah tujuan wisata di Indonesia. Untuk hal promosi, kita boleh berguru pada negara tetangga, Malaysia, yang jeli melihat peluang. Mengapa saya katakan seperti itu? Sebagai contoh, Malaysia merupakan sponsor Liga Inggris, ajang sepak bola bergengsi yang ditonton penggila bola seluruh dunia. Disetiap siaran langsung pertandingan tersebut, terdapat umbul-umbul atau banner "Visit Malaysia Truly Asia". Ketika commercial break, diputarkan iklan pariwisata Malaysia. Ketika hal tersebut berlangsung, milyaran mata dari seluruh penjuru dunia melihat iklan tersebut, dan disiarkan ketika pertandingan bergengsi internasional berlangsung. Hal ini tentu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumalah wisatawan mancanegara yang datang ke Malaysia. Indonesia seharusnya lebih berani untuk menyajikan iklan-iklan pariwisata di dunia internasional dengan memperhatikan faktor timing, sehingga iklan-iklan tersebut muncul pada saat prime time dan dapat memberikan imbas yang signifikan.



1.                   Neraca Wisatawan 




Dari data diatas bahwa Negara terluas adalah Negara Brazil dengan luas 8.514.877 km2 dengan total kunjungan wisata sebesar 5.026.000 orang.  Sedangkan untuk Negara Singapura dengan luas 707,1 km2 mendapatkan kunjungan wisatawan sebesar 7.957.000 orang. Berdasarkan data diatas kunjungan wisatawan terbanyak diperoleh oleh Negara Thailand sebesar 14.464.000 orang dengan luas wilayah 514.000 km2. Sedangkan untuk kunjungan wisatawan tersedikit diperoleh Negara kongo sebanyak 47.000 orang dengan luas wilayah 2.345.410 km2. Dari data diatas  kunjungan wisatwan  maka dapat disimpulkan bahwa luas wilayah suatu negara tidak dapat menjadi tolak ukur untuk kunjungan wisatawan yang semakin banyak. Mungkin dari wilayah tersebut tidak semua mempunyai keindahan alam dan daya tarik wisata yang banyak sehingga berpengaruh pada kunjungan wisatawan tersebut.

 



 






1 komentar: